Jumat, Agustus 01, 2008

Politisasi Sepak Bola Sangat Berbahaya

APA yang dikhawatirkan banyak pihak mulai terbukti. Sabtu (7/6) malam lalu, Polisi Austria resmi menahan tujuh suporter Jerman di Klagenfurt. Mereka disangka sebagai “dalang” kerusuhan yang melibatkan seratus penggemar sepak bola di ibukota negara bagian Carinthia itu.

Aksi-aksi provokatif ketujuh pria itu telah menyulut terjadinya tawuran antara pendukung Jerman dan Polandia. Tak hanya baku hantam, suporter kedua tim peserta putaran final Piala Eropa 2008 itu bahkan saling serang dengan botol-botol bekas minuman. Untunglah kerusuhan lebih besar bisa dihindari setelah polisi Austria turun tangan.

Sebenarnya, insiden di Klagenfurt sudah diperkirakan banyak kalangan. Sejak munculnya gambar Leo Beenhakker menenteng kepala Michael Ballack dan Joachim Loew di tabloid Super Express, pekan lalu, ancaman kerusuhan itu sudah terasa.

Bukan apa-apa. Jerman dan Polandia memang sudah enam abad terlibat suasana “panas-dingin” yang tak kunjung usai. Bahkan, di mata kebanyakan orang Polandia, Jerman begitu melekat dengan citra sebagai penjajah dan agresor.

Makanya, ketika diangkat jadi kanselir pada November 2005, salah satu prioritas Angela Merkel adalah merekatkan kembali hubungan persahabatan Jerman dan Polandia, negeri tetangganya. Sayangnya, tabloid Super Express dan Fakt kemudian menelikung upaya tersebut. Demi kepentingan sesaat, mereka mempolititasi duel Jerman lawan Polandia di Piala Eropa 2008 ini.

Ketujuh suporter Jerman yang dicokok di Klagenfurt itu sesungguhnya hanya korban. Mereka terprovokasi oleh politisasi Super Express yang pada mulanya mungkin dimaksudkan untuk memacu semangat juang para pemain dan suporter Polandia. Mereka mungkin tak pernah berpikir dampaknya akan sejauh ini.

Ada satu hal mendasar yang mungkin terlupakan oleh para pengelola Super Express. Mereka lupa bahwa politisasi olahraga –tak terkecuali di cabang sepak bola— acapkali sangat sulit dikendalikan dampaknya. Manfaat yang didapat kadang tak sebanding dengan efek negatif yang menyertainya. *

(Tulisan ini pernah dimuat di TopSkor, edisi 9 Juni 2008)

Tidak ada komentar: