Jumat, Agustus 08, 2008

Pelajaran Pahit Liga Super Malaysia

SEBUAH berita mengejutkan datang dari Malaysia. Negeri jiran itu berencana mendepak semua pemain asingnya dari Liga Super Malaysia (MSL) mulai musim mendatang. Keputusan drastis ini diambil sebagai upaya menyelamatkan keuangan serta perkembangan sepak bola nasionalnya.

Dalam pertemuan para petinggi sepak bola negara itu, akhir pekan lalu, disimpulkan bahwa pemakaian pemain impor tak banyak membawa manfaat. Mereka justru telah mematikan bakat pemain lokal dan berdampak negatif terhadap tim nasional (timnas) Malaysia. Terbukti posisi Malaysia di peringkat FIFA kini terpuruk di urutan ke-166.

“Kami bukanlah Liga Primer Inggris. Bisa dikatakan liga kami belum mendunia, makanya sebelum semakin terpuruk itu harus diperbaiki,” Wakil Presiden FAM, Khairy Jamaluddin, menjelaskan. “Kehadiran pemain asing membuat pemain lokal tidak punya kesempatan untuk berkembang.”

Menurut Jamaluddin lagi, para pemain asing dengan bayaran tinggi itu juga cukup menyusahkan klub dari segi finansial. “Klub tidak sanggup lagi. Jalan terbaiknya mempersilakan mereka pergi sampai ada jalan keluar dari masalah ini,” tokoh sepak bola lainnya menambahkan.

Yang lebih menyedihkan, FAM mendapatkan laporan bahwa beberapa pemain asing diduga terlibat dalam kasus pengaturan pertandingan di MSL. Lebih spesifik lagi, biang keroknya konon beberapa pemain hitam asal Afrika.

***

BAGI sebagian orang, ini mungkin bukan kabar yang terlalu mengagetkan. Pasalnya, bukan pertama kalinya FAM melarang pemain asing di kompetisi mereka. Pada musim 2001/2002, larangan serupa juga diberlakukan. Pemain asing kembali diizinkan seiring bergulirnya MSL yang mulai diluncurkan pada 2004.

Pada masa itu, kehadiran MSL dianggap sebagai babak baru dalam sejarah persepakbolaan Malaysia. MSL menggantikan Semi-Pro League –biasa disebut M-League— yang sejak diluncurkan pada 1989 gagal mengangkat derajat kompetisi di negeri jiran itu. Bahkan, meski sudah diikrarkan sebagai kompetisi yang profesional pada 1994, M-League dianggap masih dikelola secara amatiran.

Kenyataannya, MSL juga tak membawa hasil. Perubahan dari M-League menjadi MSL dianggap sekadar “ganti baju” tanpa perubahan mendasar dari segi manajemen klub, pengelolaan kompetisi, serta kualitas permainannya itu sendiri.

Itu dibuktikan oleh semakin terpuruknya prestasi timnas Malaysia di ajang regional. Pada SEA Games 2007, Malaysia bahkan langsung tersingkir di penyisihan grup –sama seperti Indonesia. Dan posisi Malaysia di peringkat FIFA kini di bawah negeri liliput semacam Seychelles dan Mauritius.

Padahal, sebelum era M-League dan kemudian MSL, Malaysia termasuk kekuatan yang terpandang di Asia Tenggara maupun Asia. Terbukti, mereka pernah lolos mewakili Asia ke Olimpiade 1980 di Moskow.

***

CERITA kelabu yang dialami MSL tiba-tiba membuat saya teringat kepada kompetisi sepak bola kita sendiri, Indonesia Super League (ISL). Tak sekadar karena namanya sama-sama menyelipkan kata “super” di tengah-tengahnya.

Rangkaian perjalanan yang dialami oleh Malaysia sampai terbentuknya MSL hasil pemikiran Tengku Abdullah Sultan Ahmad Shah itu kok mirip dengan perjalanan ISL. Dulu kita juga punya liga semiprofesional yang disebut Galatama. Karena tak kunjung membuahkan prestasi, kemudian dilebur dengan kompetisi Perserikatan jadi Liga Indonesia.

Belakangan, Liga Indonesia juga dianggap tak memuaskan perkembangannya. Maka digagaslah kelahiran ISL dengan titik berat pembenahan di sektor infrastruktur, organisasi dan manajemen tim, serta pembenahan sikap mental pemain dan ofisial tim secara keseluruhan.

Sulit dipercaya, desain besar (grand design) yang melatarbelakangi kelahiran ISL ternyata begitu mirip dengan lahirnya MSL, empat tahun lalu. Bahkan, perjalanan awalnya pun serupa.

Seperti dialami ISL sekarang, kritik juga tak henti menerpa MSL yang dianggap tak lebih baik dibanding M-League. Bedanya hanya jumlah peserta yang lebih dibatasi. Sementara dari aspek manajemen klub, pengelolaan kompetisi, dan kualitas pemain sama saja. Sampai akhirnya lahirlah keputusan drastis soal “pengusiran” pemain asing itu.

Tanpa bermaksud menggurui, saya sangat berharap para petinggi BLI dan pengelola klub ISL bisa belajar banyak serta mengambil hikmah dari kegagalan MSL. Masih ada waktu setidaknya empat tahun ke depan untuk memastikan bahwa ISL kelak tak akan senasib dengan MSL. ***

(Tulisan ini pernah dimuat di TopSkor, edisi 4 Agustus 2008)

2 komentar:

Unknown mengatakan...

Website Jelly Gamat
Obat Sering Kencing
Obat Muntah Darah Coklat
Obat Pendarahan Setelah Kb Suntik
Obat Borok Pada Anak
Obat Polip Gigi Berlubang
Obat Gendang Telinga Pecah Anak
Obat HB Darah Rendah Anak
Obat Penghilang Bercak Putih Pada Lidah
Obat Pendarahan Pasca Kuret
Obat Polip Gusi Anak
Obat Luka Puting Payudara Ibu Menyusui
Obat Radang Puting Payudara
Obat Sering Kencing Terasa Sakit
Obat Bisul Di Kepala
Obat Sakit Di Dalam Telinga
Obat Bisul Di Ketiak Anak
Obat Lutut Sering Lemas
Obat Lutut Sering Lemas
Obat Kudis Skabies
Obat Pemuliha Luka Jahitan

Unknown mengatakan...

Saya ibu haruni pengunjung baru di blog ini ingin mengucapkan terima kasih banyak kepada Mbah Budi Hartono karna berkat bantuan pesugihan putih sebesar 3 Miliar yang Mbah berikan saya tidak tau harus berbuat apa untuk membalas kebaikan Mbah Budi Hartono awalnya saya kurang yakin dengan adanya pesugihan tapi dengan ekonomi tidak perna bercukupan di tambah hutang lagi menumpuk sudah berapa banyak paranormal yang saya datangi tidak ada satupun yang berhasil malahan hutang-hutang saya bertambah banyak cuma Mbah Budi Hartono yang memberikan hasil melalui bantuan pesugihan putihnya akhirnya saya bisa sukses kini kehidupan saya sudah jauh lebih baik dari sebelumnya ini semua berkat bantuan Mbah Budi Hartono bagi teman-teman semua punya masalah ekonomi / terlilit hutang mau sukses seperti saya silahkan hubungi atau sms di no 085=256=077=899 Mbah Budi Hartono atau kunjung website klik -->> PESUGIHAN PUTIH TANPA TUMBAL saya akui beliau paranormal yang bisa di percaya karna betul betul memberikan hasil inilah kisa nyata dari saya ibu haruni tidak ada unsur kebohongan dalam hal ini terima kasih..