Senin, Agustus 18, 2008

Chelsea Meyakinkan, MU Butuh Striker Baru

(Menyorot Pekan Pertama BPL yang Lenyap dari Layar Kaca)

SUDAH nonton Liga Primer Inggris (BPL) pekan perdana, Sabtu-Minggu kemarin? Sebagian besar mungkin belum cukup beruntung. Menunggu siaran TV free to air tak kunjung datang, berlangganan lewat TV berbayar pun kecele.

Maklum, Astro TV ternyata cuma kuat bertahan semusim menyiarkan BPL. Tanpa basa-basi dan pemberitahuan yang memadai sejak jauh-jauh hari, mereka “dengan santai” melepaskan siaran BPL musim 2008/2009. Seolah lupa bahwa puluhan ribu pelanggan memilih mereka justru karena faktor BPL tersebut.

Apa boleh buat. Mungkin memang begitulah mentalitas lembaga penyiaran kita. Yang free to air maupun yang berbayar tetap saja seenaknya kalau sudah menyangkut program dan komitmen.

Kabar baiknya, kini datang Aora TV menawarkan alternatif. Kabarnya, TV berbayar yang dimotori Rini Soewandi –Menteri Perindustrian dan Perdagangan era Megawati— itu bakal menyiarkan BPL mulai pekan kedua, tepatnya Sabtu mendatang. Entah untuk berapa musim.

Lepas dari rasa dongkol yang belum sepenuhnya hilang, melalui cuplikan pertandingan yang saya lihat “dari berbagai sumber”, ada banyak hal menarik dari persaingan pekan pertama BPL musim ini. Salah satunya, penampilan gemilang Chelsea yang jadi primadona pekan pertama dengan menggilas Portsmouth 4-0.

Penampilan tajam Chelsea seakan meneruskan tren positif yang mereka tunjukkan selama tur pramusim ke Asia Timur, Kuala Lumpur, dan Amerika Utara. Apalagi deretan pencetak gol ke gawang Portsmouth –Joe Cole, Nicolas Anelka, Frank Lampard, dan Deco— adalah pemain-pemain yang juga tampil mengesankan selama tur.

Itu menunjukkan bahwa tur pramusim yang dijalani Chelsea sangat efektif dalam menyatukan pemain lama dan baru, meningkatkan kebugaran pemain, sekaligus menerjemahkan konsep baru yang dibawa pelatih. Yang paling penting, menyiapkan Chelsea agar bisa langsung “panas” saat kompetisi dimulai.

Luiz Felipe Scolari memang datang ke Stamford Bridge tidak dengan tangan hampa. Ia membawa sistem permainan yang baru untuk Chelsea, meski basisnya tetap 4-4-2 atau 4-5-1 dan kerangka timnya masih skuat inti warisan Jose Mourinho dan Avram Grant.

Secara umum, Chelsea yang diinginkan Scolari adalah seperti Brasil pada Piala Dunia 2002. Mereka sangat kokoh di lini tengah dengan sederet gelandang serang yang haus gol menopang pergerakan striker utama –di Brasil, fungsi ini dimainkan Ronaldo pada era Scolari.

Sedangkan untuk memanfaatkan lebar lapangan, ia memberi mandat penuh kepada bek kanan dan kiri untuk naik-turun secara agresif. Dan fungsi itu kemarin dilakoni dengan sangat baik oleh Jose Bosingwa dan Ashley Cole.

Dengan performa seperti ini, ditambah fakta bahwa mereka belum menurunkan striker utama Didier Drogba, saya tak ragu menyebut Chelsea sebagai salah satu kandidat juara paling serius musim ini. Beratnya jadwal pertandingan tak akan jadi beban bagi mereka karena skuatnya besar dan barisan pemain pelapisnya sangat berbobot. Itulah enaknya punya bos kaya dan royal seperti Roman Abramovich.

Sementara itu, sang juara bertahan Manchester United (MU) jadi satu-satunya anggota “The Big Four” yang gagal memetik tiga angka pada pekan perdana. MU hanya bisa bermain imbang 1-1 melawan Newcastle United yang tampil gagah berani di Old Trafford.

Seperti sudah saya sampaikan dalam tulisan-tulisan saya di Harian TopSkor, problem terbesar MU saat ini ada di lini depan. Kegagalan menembus gawang Portsmouth pada laga Community Shield adalah sinyal paling kuat akan tumpulnya lini depan “Tim Setan Merah” tanpa Cristiano Ronaldo.

Kompetisi memang baru satu putaran, masih jauh dari “kiamat” bagi tim asuhan Alex Ferguson. Tapi, jangan lupa, Ronaldo baru bisa tampil lagi paling cepat awal Oktober. Itu berarti akan ada 5-6 pertandingan tanpa kehadiran gelandang jenius asal Portugal itu.

Selama kurun waktu itu, Ferguson betul-betul diuji kejeliannya untuk meramu kombinasi yang efektif di lini depan. Jika selama ini ia kelihatan yakin terhadap konsep striker tunggal, boleh jadi sekarang ia lebih sering menampilkan Carlos Tevez dan Wayne Rooney sekaligus.

Tapi, sekalipun duet Tevez-Rooney nantinya bisa “jalan”, saya tetap melihat perlunya MU membeli satu striker lagi sebelum batas pendaftaran 31 Agustus. Striker tersebut harus beda karakter maupun posturnya dengan Tevez maupun Rooney. Ia juga harus lebih bernaluri sebagai target man dan “betah” berlama-lama di kotak penalti menunggu pasokan bola dari rekan-rekannya.

Itulah tipe striker yang tak dipunyai MU saat ini. Dan karena itu pula Ferguson ngotot mengejar Dimitar Berbatov dari Tottenham Hotspur. Ya, Berbatov memang memenuhi persyaratan itu. Tapi seandainya “proyek” Berbatov kandas, saya kira tak ada salahnya Ferguson berpaling kepada striker Ajax, Klaas Jan Huntelaar. Menurut saya, ia bahkan lebih memenuhi persyaratan dibanding Berbatov. Kita tunggu saja. *

Tidak ada komentar: