Rabu, Agustus 20, 2008

Terry, Kapten Baru Inggris dengan Pertimbangan Nonteknis

BAN kapten tim nasional Inggris akhirnya tetap melekat di lengan John Terry. Laga uji coba Inggris menjamu Republik Ceko di Wembley, Rabu (20/8) atau Kamis dini hari WIB, jadi ajang penahbisan kapten definitif “The Three Lions” pada era Fabio Capello.

Dengan demikian, Terry membalikkan prediksi banyak orang yang menduga Capello akan lebih memilih Rio Ferdinand, stopper Manchester United (MU). Faktanya, Capello menempatkan Ferdinand hanya sebagai wakil kapten.

Terry sekaligus memperpanjang kepemimpinannya sebagai skipper Inggris. Maklum, ia memang sudah menjabat kapten sejak mundurnya David Beckham dari jabatan itu pasca-Piala Dunia 2006. Selama Inggris ditangani Steve McClaren sepanjang 2006-2007, ban kapten itu pun tak lepas dari lengannya.

Toh, tetap saja, keraguan sempat muncul ketika era Capello dimulai. Apalagi Capello kemudian sempat menggilir jabatan kapten itu kepada Terry, Ferdinand, Steven Gerrard, Beckham, bahkan Gareth Barry. Lalu, apa yang membuat Capello akhirnya lebih percaya kepada Terry?

Capello menjelaskan bahwa kepribadian Terry menjadi faktor penting di balik penunjukannya sebagai kapten. “Saya kira, kepribadian yang kuat adalah alasan saya memilih John. Kapten sangat penting karena dia mengarahkan tim,” ia menjelaskan.

Saya kira, pemikiran Capello mengenai jabatan kapten ini cukup menarik. Tak sekadar karena ini menyangkut tim besar sekelas Inggris. Lebih dari itu, ia juga membuat keputusan yang sangat berani dengan menempatkan kepribadian –baca: karakter pemain— sebagai faktor paling utama.

Padahal, kita tahu, bahwa kepribadian hanya salah satu pertimbangan yang bersifat nonteknis. Di luar itu, masih cukup banyak faktor teknis yang biasanya lebih dipertimbangkan dalam pemilihan kapten. Sebut saja soal jam terbang di tim nasional (caps), status dalam tim (inti/cadangan), posisi bermain, skill individu, dan sebagainya.

Kita ambil contoh tim nasional Argentina di Olimpiade Beijing. Jika pertimbangannya dominan faktor teknis, saya rasa Sergio Batista akan menunjuk Lionel Messi sebagai kapten. Atau mungkin Javier Mascherano karena karakternya yang sangat kuat. Toh, ia lebih memilih Juan Riquelme karena faktor senioritasnya. Sejauh ini, keputusan Batista terbukti cukup efektif.

Bahwa Capello lebih memilih Terry karena alasan karakter, itu juga bukan tanpa alasan. Maklum, timnas Inggris saat ini masih terpuruk setelah gagal lolos ke putaran final Piala Eropa 2008. Tim seperti ini memang butuh pemimpin yang kuat dan berkaraker –tak hanya di pinggir, tapi juga di dalam lapangan.

Selain itu, gaya permainan Inggris sendiri memang cenderung keras, cepat, langsung, dan ofensif. Nah, Terry termasuk pemain yang mewakili kecenderungan permainan seperti itu.

Yang tak kalah penting, timnas Inggris sendiri merupakan kumpulan para kapten dan wakil kapten dari klub-klub besar. Ada Terry (Chelsea), Gerrard (Liverpool), Beckham (LA Galaxy), Barry (Aston Villa), David James (Portsmouth), dan lain-lain.

“Sialnya”, Ferdinand sendiri cuma kapten ketiga di hirarki kepemimpinan “Tim Setan Merah”. Tentu, akan sedikit lucu jika Ferdinand yang justru memimpin para kapten sebenarnya saat mereka tampil di level antarnegara. Sedikit-banyak, hambatan psikologis akan muncul.

Itulah yang ingin dihindari Capello. Ia tak mau timnas Inggris yang masih terseok-seok ini terlalu banyak direcoki persoalan yang sifatnya nonteknis. Makanya, dengan pendekatan yang sebenarnya juga nonteknis, ia mantap menunjuk Terry sebagai “penyambung lidahnya” di lapangan hijau. *

Tidak ada komentar: