Rabu, November 05, 2008

Gerrard dan Semangat Pantang Menyerah

BATAS antara kemauan dan keberuntungan acapkali sangat tipis. Bahkan mungkin kita sulit memisahkannya. Seperti yang mungkin sempat Anda lihat pada pertandingan Liverpool lawan Atletico Madrid, Selasa (5/11) atau Rabu dini hari WIB. Semata keberuntungan atau berkat kemauan keraskah gol balasan Liverpool itu akhirnya datang?

Ketika pertandingan tersisa 15 menit dan eskpresi wajah Steven Gerrard tampak mulai pasrah, jutaan pemirsa televisi mengira hasil akhir sudah “ditentukan” –0-1 untuk tim tamu. Kekalahan makin terasa sulit dihindari manakala melihat barisan belakang Atletico tampil begitu tenang, taktis, disiplin, dan penuh percaya diri.

Hampir tak ada ruang untuk masuk bagi Gerrard, David N’Gog, atau Ryan Babel. Apalagi peluang yang didapat melalui tandukan-tandukan Daniel Agger juga selalu menyamping atau terbang di atas mistar.

Sampai akhirnya datang bola “aneh” di pojok kiri kotak penalti Atletico. Bola yang sama sekali tak berbahaya. Apalagi di sana ada bek kiri Mariano Pernia yang tampil kokoh mementahkan hampir semua ancaman Liverpool dari sayap kanan.

Entah apa yang mendorong Pernia memaksakan diri berduel berebut bola itu dengan Gerrard. Padahal, menunggu bola jatuh dan sekadar membayangi Gerrard jauh lebih aman dalam situasi kritis itu.

Lalu terjadilah pelanggaran fatal itu. Gerrard terjatuh, Pernia dikartu kuning, dan eksekusi penalti membuahkan hasil imbang 1-1 bagi Liverpool. Tak terbayang momen dramatis dan menentukan itu bakal terjadi pada menit terakhir perpanjangan waktu. Dan, lagi-lagi, Gerrard yang jadi penyelamat Liverpool.

Saya setuju, keputusan wasit soal penalti ini memang mengundang keraguan dan sangat subyektif. Boleh jadi, di tempat lain dengan wasit berbeda, kejadian sama akan dibiarkan saja hingga laga berakhir.

Tapi, ada satu pelajaran penting yang bisa kita petik dari peristiwa tersebut. Kegigihan Gerrard terus memburu peluang sekecil apapun hingga detik-detik terakhir mengajarkan kepada kita untuk tidak pernah menyerah. Setidaknya, sampai wasit membunyikan peluit panjang tanda akhir pertandingan. *

Tidak ada komentar: