Kamis, Oktober 23, 2008

Sepak Bola Indonesia Butuh Anger Management?

SEPANJANG tahun 2008 ini setidaknya kita mencatat beberapa kasus pemukulan terjadi di pentas sepak bola Indonesia. Ada yang dilakukan oleh ketua umum, manajer tim, asisten manajer, pelatih, asisten pelatih, wasit, hingga penonton yang mestinya duduk manis di tribun.

Di antaranya, kasus pemukulan wasit Yandri kepada Asisten Manajer PSM Makassar Faizal Minang, Minggu (12/10) lalu. Ketika itu, Faizal yang sebenarnya bermaksud memukul. Tapi Yandri ternyata lebih gesit dan mampu berbalik meng-KO Faizal.

Sebelumnya, ada upaya pemukulan Manajer PSIS Semarang, Yoyok Sukawi, terhadap wasit Sunaryo Joko, Kamis (9/10). Di kompetisi Divisi Utama, pelatih Persikab, Deny Syamsudin, juga diserang oknum penonton yang menerobos hingga ke pinggir lapangan saat bertandang ke Mitra Kukar, Selasa (7/10) lalu.

Masih ada lagi kasus pemukulan terhadap pelatih tim nasional Libya, Gamal Adeen M Abu Nowara. Ia “mengaku” dipukul oleh salah seorang asisten pelatih Indonesia, Jumat (29/8), pada turnamen Piala Kemerdekaan. Meskipun kubu timnas Indonesia kemudian membantah tuduhan tersebut.

Paling “spektakuler”, tentunya, tindak kekerasan terhadap Raja Isa saat masih menjadi pelatih Persipura, medio Agustus lalu. Saat tengah memimpin timnya menjamu Persijap di Stadion Mandala, Raja Isa malah diserang sejumlah pengurus “Tim Mutiara Hitam” yang dipimpin Ketua Umum M.R. Kambu. Bahkan Odniel Marauce, salah seorang pengurus klub Persipura, sempat melayangkan pukulannya.

Raja Isa sampai harus lari lintang-pukang menghindari serangan itu. Sementara di tribun, pendukung Persipura balas mengecam aksi brutal para pengurusnya. Kebrutalan yang kemudian berbuah denda Rp 50 juta bagi Marauce dan Rp 25 juta untuk Kambu.

Dari deretan contoh peristiwa tersebut, kita mendapatkan fakta yang menarik. Tindak kekerasan selama petandingan ternyata tak hanya dilakukan pemain, tapi juga dilakukan oleh pengurus, bahkan wasit dan pelatih. Emosi tak terkendali tidak hanya meluap pada diri pihak-pihak yang terkait langsung dalam pertandingan, tapi juga dialami pihak-pihak pendukungnya seperti pelatih maupun pengurus yang selama pertandingan posisinya di “pinggir lapangan”.

Mengacu kepada berbagai kasus tersebut, mungkin sepak bola Indonesia sudah saatnya memikirkan sebuah format pelatihan “Anger Management” untuk jajarannya. Karena bila kekerasan ini kerap terjadi dan kemudian dianggap hal biasa, banyak pihak yang akan dirugikan.

Bukan hanya pihak yang terlibat dalam kekerasan itu yang merugi. Perkembangan sepak bola nasional pun akan terkena imbasnya. Belum lagi sanksi dari AFC atau FIFA bila insiden tersebut terjadi dalam pertandingan internasional.

“Anger Management” adalah bentuk terapi untuk membantu mengatasi berbagai rasa marah yang bisa mempengaruhi kesehatan seseorang, pekerjaan, perilaku sosial, atau hubungan personal. Tujuan utamanya, mengajarkan seseorang untuk mampu mengenali dan mengelola kemarahannya.

Di mancanegara, “Anger Management” sudah banyak direkomendasikan oleh hakim dalam kasus kekerasan di pertandingan olah raga yang kasusnya sampai ke meja hijau. Seperti kasus pemukulan yang dilakukan seorang pemain futsal di Amerika Serikat. Sang pelaku diminta hakim mengikuti “Anger Management” sebagai persyaratan atas hukuman percobaan yang dijatuhkan padanya. Bintang basket NBA, Ron Artest, tahun lalu juga harus menghabiskan liburan musim panas di kelas “Anger Management” karena perilaku brutalnya di lapangan.

Hukuman yang dijatuhkan pada pelaku tindak kekerasan dalam olah raga apapun umumnya berat. Apalagi kalau kasusnya sampai ke meja hijau. Betapa mahalnya harga yang harus dibayar untuk sebuah kemarahan terlihat dalam jumlah denda yang harus dibayar Marauce dan Kambu.

Alangkah sayangnya dana APBD yang disalurkan ke klub terbuang hanya untuk membayar denda atas amarah seperti ini. Jadi, mengapa tidak mulai berpikir tentang “Anger Management”? *

3 komentar:

Anonim mengatakan...

maaf jika isi pesan berikut mengganggu aktivitas kamu.. apa kamu mau blog kamu terkenal?aku cuma mau kasih tau aja, ada sebuah situs social bookmarking yang berisi kumpulan berita-berita menarik yang paling update diseluruh indonesia,dan memang situs ini berbasis bahasa indonesia... klo nggak keberatan tolong cek situs ini yah.. semoga bermanfaat..

http://www.lintasberita.com/Hiburan/Bagaimana_cara_meletakkan_blog_anda_di_posisi_nomor_satu_1_Google

coba di share aja semua tulisan km di situs itu ,mudah2an bisa membantu naikkan traffic blog ini ,keep up the good post ok.. btw.. ever thought bout adding lintasberita's widget?? cek disini aja yah

>>> http://www.lintasberita.com/tools.php

thanks.... sory klo keliatannya spamming.. but seriously... im just helping you out here...

Yusuf Abdillah mengatakan...

Sepertinya bangsa ini juga membutuhkan anger management. Dikit-dikit ribut.

Untuk pelaku sepak bola Indonesia yang pemarah, kayaknya seru kalau ditangani oleh psikiater seperti Dr. Buddy Rydell (Jack Nicholson) di film Anger Management :)

Free4All mengatakan...

salam kenal bung kusnani. artikel yang sangat bagus. tapt sekali pendapat anda dengan sepak bola indonesia. bagaimana tanggapan anda dengan delapan besar liga champion? saya sangat berharap bisa berbagi cerita dengan anda. saya ada di www.freewallsoccer.blogspot.com